Kamis, 15 Agustus 2013
Mukjizat keikhlasan
Subhanallah hari ini aku mendapat pelajaran peting tentang keikhlasan. Tadi pagi aku ke pasar sama mama, niatnya sih mau belanja kebutuhan bulanan yang udah mulai habis sekalian mama mau cuci mata liat-liat keramik (hehee mama suka keramik & kristal). Trus iseng-iseng setelah belanja dan keliling-keliling selama 2 jam lebih, kami akhirnya masuk toko sepatu buat liat-liat kalo ada yang cocok sepatunya. yaahhh, namanya cewek coba sana coba sini sepatu nggak ada yang cocok ya ke toko sebelah, eeeh pas ditoko sebelah baru keinget kalo hp aku ketinggalan di rak sepatu di sebelah sepatu-sepatu yang aku coba'in tadi..
TELEDOOOORRR!!! serasa ada kilat dan petir yang menyambar berbarengan dengan kata TELEDOR itu.
Paniknya dan bodohnya aku mondar mandir nyariin tuh hp masukin semua toko mulai dari lantai 1 sampe lantai 3 tapi nggak juga ketemu.
sambil nyari, aku juga coba misscall ya alhamdulillah sih tuh hp masih aktif ternyata.
Hari udah semakin sore pas ayah nelp mama "fenty mana? kalian dimana? hp fenty hilang?" suara ayah terdengar geram dan keras. aku sih udah pasti pucet pasih...
"sekarang kalian pulang, ayah tunggu di bwah ampera" suara ayah sedikit membentak. Kami pun pasrah dan mengikhlaskan hp yang hilang itu. kami pulang..
dalam perjalanan menuju bawah ampera aku berfikir 'ya Allah seandainya hp itu memang bukan hak aku maka semoga yang menemukan dan menggunakan hp itu nanti adalah orang yang baik dan dapat menggunakannya dengan baik, tapi bila hp itu adalah hak aku maka kembalikanlah kepadaku'..
tak lama aku sampai dibawah ampera, aku melihat ayah duduk dengan dua orang wanita muda ya usianya mungkin kisaran 23-25 tahun. aku kira wanita-wanita itu adalah teman kantor ayah, tenyataaaa...
ternyata ehh ternyata wanita itu adalah orang yang menemukan hp aku, dia menelp ayah dan memberitahu kejadiannya dengan ayahku.. Ntah apa yang aku rasa malu, takut, senang menjadi satu.
terimakasih ya Allah, inikah kekuatan ikhlas yang engkau tunjukkan kepadaku?
inikah pelajaran darimu? terimakasih ya Allah. kini aku kembali percaya akan hak dan keikhlasan.
dari kejadian ini ada tiga hikmah yang aku ambil.
1. jangan teledor lagi :D
2. jadilah jujur seperti dua wanita itu ;;)
3. ikhlaskan apapun yang hilang darimu, bila itu hak mu maka akan kembali dengan cara yang indah. tapi bila bukan hak mu maka akan tetap bukan untukmu dan kamu akan mendapatkan yang lain yang lebih baik untukmu.
Definisi Ikhlas
Ikhlas artinya memurnikan tujuan bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah dari hal-hal yang dapat mengotorinya. Dalam arti lain, ikhlas adalah menjadikan Allah sebagai satu-satunya tujuan dalam segala bentuk ketaatan.
Pengertian Ikhlas
Secara bahasa, ikhlas bermakna bersih dari kotoran dan menjadikan sesuatu bersih tidak kotor. Maka orang yang ikhlas adalah orang yang menjadikan agamanya murni hanya untuk Allah saja dengan menyembah-Nya dan tidak menyekutukan dengan yang lain dan tidak riya dalam beramal.
Sedangkan secara istilah, ikhlas berarti niat mengharap ridha Allah saja dalam beramal tanpa menyekutukan-Nya dengan yang lain. Memurnikan niatnya dari kotoran yang merusak.
Ikhlas adalah buah dan intisari dari iman. Seorang tidak dianggap beragama dengan benar jika tidak ikhlas. Katakanlah: “Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” (Al-An’am: 162). Surat Al-Bayyinah ayat 5 menyatakan, “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus.” Rasulullah saw. bersabda, “Ikhlaslah dalam beragama; cukup bagimu amal yang sedikit.”
Tatkala Jibril bertanya tentang ihsan, Rasul saw. berkata, “Engkau beribadah kepada Allah seolah engkau melihat-Nya. Jika engkau tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Allah melihatmu.” Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak menerima amal kecuali dilakukan dengan ikhlas dan mengharap ridha-Nya.”
Definisi Ikhlas dan Cara belajar Ikhlas
Semoga Allah mengaruniakan kepada kita hati yang ikhlas. karena betapapun kita melakukan sesuatu hingga bersimbah peluh berkuah keringat, habis tenaga dan terkuras pikiran, kalau tidak ikhlas melakukannya, tidak akan ada nilainya di hadapan Allah. Bertempur melawan musuh, tapi kalau hanya ingin disebut sebagai pahlawan, ia tidak memiliki nilai apapun. Menafkahkan seluruh harta kalau hanya ingin disebut sebagai dermawan, ia pun tidak akan memiliki nilai apapun. Mengumandangkan adzan setiap waktu shalat, tapi selama adzan bukan Allah yang dituju, hanya sekedar ingin memamerkan keindahan suara supaya menjadi juara adzan atau menggetarkan hati seseorang, maka itu hanya teriakan-teriakan yang tidak bernilai di hadapan Allah, tidak bernilai!
Ikhlas, terletak pada niat hati. Luar biasa sekali pentingnya niat ini, karena niat adalah pengikat amal. Orang-orang yang tidak pernah memperhatikan niat yang ada di dalam hatinya, siap-siaplah untuk membuang waktu, tenaga, dan harta dengan tiada arti. Keikhlasan seseorang benar-benar menjadi amat penting dan akan membuat hidup ini sangat mudah, indah, dan jauh lebih bermakna.
Apakah ikhlas itu? Orang yang ikhlas adalah orang yang tidak menyertakan kepentingan pribadi atau imbalan duniawi dari apa yang dapat ia lakukan. Konsentrasi orang yang ikhlas cuma satu, yaitu bagaimana agar apa yang dilakukannya diterima oleh Allah SWT. Jadi ketika sedang memasukan uang ke dalam kotak infaq, maka fokus pikiran kita tidak ke kiri dan ke kanan, tapi pikiran kita terfokus bagaimana agar uang yang dinafkahkan itu diterima di sisi Allah.
Setiap amal itu tergantung kepada niatnya. Rasulullah bersabda:
"Sesungguhnya amal itu tidak lain hanyalah dengan niat dan sesungguhnya bagi setiap orang apa yang diniatkan." (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Untuk menjadi betul-betul ikhlas, ada tiga perkara yang boleh kita perhatikan.
Pertama, ketahui cara untuk menguji keikhlasan. Caranya mudah saja. Cuba anda bayangkan jika suasana dunia atau persekitaran yang terkait dengan amal itu ditiadakan, adakah anda akan tetap melakukan amal tersebut? Contohnya, katakan suatu hari bos anda berkata: "Hari ini bekerjalah tanpa gaji, bantu saya." Adakah anda terasa senang hati melakukan kerja itu? Katakan anda seorang imam. Jika anda bersolat sendirian, adakah anda masih mencantikkan bacaan dan membaca surah yang panjang? Jika kualiti dan tekad amal anda kekal serupa walaupun ketika ditiadakan elemen duniawi, insya-Allah anda memang melakukannya untuk Rabb yang sedang melihat anda.
Kedua, adakah anda kerap gelisah andaikata anda tidak ikhlas? Jika ya, maknanya anda memang sudah ikhlas, atau sedang menuju keikhlasan, insya-Allah. Ini satu konsep berfikir antogonistik yang menarik. Sebab, perasaan bahawa diri sedang ikhlas berkemungkinan hanya pada perkataan semata-mata. Manakala kegelisahan merasakan amal yang dilakukan tidak ikhlas akan menyebabkan kita sentiasa bermuhasabah. Kegelisahan sebeginilah yang memudahkan kita mencapai keikhlasan.
Ketiga, berlatihlah untuk ikhlas walaupun terasa payah. Sebenarnya, setiap ciri-ciri mulia dalam Islam memerlukan latihan walaupun secara paksa, seperti sabar, menjaga pandangan, menjaga lisan, merendah diri dan sebagainya. Kalau kita hanya menunggu perasaan 'rela hati' untuk hadir, maka saya khuatir kita tidak akan mempunyai ciri-ciri mulia ini kecuali kalau Allah mengasihani kita. Cara kita melatih keikhlasan ialah dengan memastikan kita berniat setiap kali sebelum beraktiviti. Jangan mulakan sebarang aktiviti tanpa niat yang betul kerana Allah. Insya-Allah lama kelamaan niat yang ikhlas akan menjadi satu tabiat semulajadi.
Al-Fudhail berkata, “Meninggalkan amal karena manusia adalah riya’, Mengerjakan amal karena manusia adalah syirik. Sedangkan ikhlas ialah jika Allah memberikan anugerah kepadamu untuk meninggalkan keduanya.”
Al-Junaid berkata, “Ikhlas merupakan rahasia antara Allah dan hamba, yang tidak diketahui kecuali oleh malaikat sehingga dia menulis-nya, tidak diketahui syetan sehingga dia merusaknya dan tidak pula diketahui hawa nafsu sehingga dia mencondongkannya.”
Yusuf bin Al-Husain berkata. “Sesuatu yang paling mulia di dunia adalah ikhlas. Berapa banyak aku mengenyahkan riya’ dari hatiku, tapi seakan-akan ia tumbuh dalam rupa yang lain.”
Ciri-Ciri Orang Ikhlas
1. Terjaga dari segala sesuatu yang diharamkan oleh Allah SWT, baik sedang bersama dengan manusia atau sendiri. Disebutkan dalam hadits,“ Aku beritahukan bahwa ada suatu kaum dari umatku datang di hari kiamat dengan kebaikan seperti Gunung Tihamah yang putih, tetapi Allah menjadikannya seperti debu-debu yang beterbangan. Mereka adalah saudara-saudara kamu, dan kulitnya sama dengan kamu, melakukan ibadah malam seperti kamu. Tetapi mereka adalah kaum yang jika sendiri melanggar yang diharamkan Allah.” (HR Ibnu Majah)
2. Senantiasa beramal di jalan Allah SWT baik dalam keadaan sendiri atau bersama orang orang lain, baik ada pujian ataupun celaan. Ali bin Abi Thalib r.a. berkata,“ Orang yang riya memiliki beberapa ciri; malas jika sendirian dan rajin jika di hadapan banyak orang. Semakin bergairah dalam beramal jika dipuji dan semakin berkurang jika dicela.”
3. Selalu menerima apa adanya yang diberikan oleh Allah SWT dan selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah SWT.
4. Mudah memaafkan kesalahan orang lain.
Manfaat dan Keutamaan Ikhlas
1. Membuat hidup menjadi tenang dan tenteram
2. Amal ibadahnya akan diterima oleh Allah SWT.
3. Dibukanya pintu ampunan dan dihapuskannya dosa serta dijauhkan dari api neraka.
4. Diangkatnya derajat dan martabat oleh Allah SWT.
5. Doa kita akan diijabah.
6. Dekat dengan pertolongan Allah.
7. Mendapatkan perlindungan dari Allah SWT.
8. Akan mendapatkan naungan dari Allah SWT di hari kiamat.
9. Allah SWT akan memberi hidayah (petunjuk) sehingga tidak tersesat ke jalan yang salah.
10. Allah akan membangunkan sebuah rumah untuk orang-orang yang ikhlas dalam membangun masjid
11. Mudah dalam memaafkan kesalahan orang lain
12. Dapat memiliki sifat zuhud (menerima dengan apa adanya yang diberikan oleh Allah SWT)
Cara Mencapai Ikhlas
Cara agar kita dapat mancapai rasa ikhlas adalah dengan mengosongkan pikiran dissat kita sedang beribadah kepada Allah SWT. Kita hanya memikirkan Allah, shalat untuk Allah, zikir untuk Allah, semua amal yang kita lakukan hanya untuk Allah. Lupakan semua urusan duniawi, kita hanya tertuju pada Allah. Jangan munculkan ras riya’ atau sombong di dalam diri kita karena kita tidak berdaya di hadapan Allah SWT. Rasakanlah Allah berada di hadapan kita dan sedang menyaksikan kita. Insya Allah dengan cara di atas anda dapat mencapai ikhlas. Dan jangan lupa untuk berdoa memohon kepada Allah SWT agar kita dapat beribadah secara ikhlas untuk-Nya, sebagaimana do’ a Nabi Ibrahim a.s,” Sesungguhnya jika Rabb-ku tidak memberi hidayah kepadaku, pastilah aku
termasuk orang-orang yang sesat.” (QS. al An'aam: 77)